BAHAN AJAR 2
B. TUMBUHAN
DAN HEWAN LANGKA
Indonesia merupakan salah satu
negara yang kaya akan jenis-jenis hewan dan tumbuhan. Kekayaan ini tidak
ternilai harganya. Jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan terus berkembang biak. Hal
ini menyebabkan tumbuhan dan hewan dapat dijadikan sebagai sumber daya alam
yang potensial.
Berbagai jenis hewan dan
tumbuhan di atas dapat kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Bagian-bagian
tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat-obatan, hiasan, dan bahan
bangunan. Hewan pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, dimanfaatkan
tenaganya, dan diambil bagian tubuhnya sebagai bahan obat.
Begitu banyak manfaat yang dapat
kita ambil dari kekayaan hewan dan tumbuhan. Akan tetapi, karena pemanfaatan
yang kurang bijaksana dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman makhluk
hidup. Bahkan beberapa jenis hewan dan tumbuhan sudah mulai langka. Makhluk
hidup dapat digolongkan langka apabila makhluk hidup tersebut jumlahnya tinggal
sedikit dan sangat sulit ditemui.
1. Tumbuhan Langka
yang Dilindungi oleh Pemerintah Indonesia
Tumbuhan langka yang
dilindungi oleh pemerintah Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Bunga Raflesia (Rafflesia Arnoldi)
Bunga Raflesia memiliki beberapa sisik pada permukaannya, batangnya sangat pendek, dan hanya ada satu bunga yang tumbuh sangat besar dibandingkan ukuran batangnya. Bunga Raflesia yang terdapat di Bengkulu merupakan bunga terbesar di dunia, dan dinobatkan sebagai Puspa Langka pada tahun 1991.
Bunga Raflesia memiliki beberapa sisik pada permukaannya, batangnya sangat pendek, dan hanya ada satu bunga yang tumbuh sangat besar dibandingkan ukuran batangnya. Bunga Raflesia yang terdapat di Bengkulu merupakan bunga terbesar di dunia, dan dinobatkan sebagai Puspa Langka pada tahun 1991.
b. Cendana (Santalun album)
Cendana menjadi tumbuhan yang dilindungi, karena tumbuhan ini hampir punah disebabkan oleh manusia yang memanfaatkan kayu dan minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan cendana tersebut.
Cendana menjadi tumbuhan yang dilindungi, karena tumbuhan ini hampir punah disebabkan oleh manusia yang memanfaatkan kayu dan minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan cendana tersebut.
c. Anggrek hitam (Coelogyne
pandurata)
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora propinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor anggrek.
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora propinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor anggrek.
2. Hewan yang
Dilindungi oleh Pemerintah Indonesia
Hewan
langka yang dilindungi pemerintah Indonesia antara lain seperti tertulis pada
tabel di bawah ini:
Tekanan pemanfaatan habitat hutan yang sangat
cepat mengancam kekayaan margasatwa Indonesia. Sisa habitat alami makin kecil
dan terasing, sehingga jenis margasatwa setempat cenderung punah. Berikut ini
merupakan sebagian dari hewan langka tersebut:
a. Harimau Sumatra
Harimau Sumatra mungkin
satu-satunya yang masih hidup dari suku harimau setelah harimau Bali dan
harimau Jawa punah. Harimau Bali dan harimau Jawa telah punah karena perburuan
dan hilangnya habitat secara terus-menerus menjadi penyebab utama kepunahan
hewan ini. Adapun faktor lain penyebab kepunahan, yaitu permintaan kulit
harimau secara tetap.
b. Orangutan
Orangutan dapat
diselamatkan dari ujung kepunahan dengan penghentian perburuan gelap dan
melindungi luas daerah habitat hutan yang sesuai. Pada tahun 1994 Menteri
Kehutanan menyetujui program penyelamatan orangutan yang secara garis besar
diperlukan untuk melanjutkan usaha melindungi jenis ini dan habitatnya.
c. Gajah Sumatra
Saat ini jumlah gajah di
Indonesia makin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah pembukaan hutan untuk
keperluan hidup manusia. Pembukaan hutan dataran rendah secara luas mengakibatkan
gajah (Elephas maximus) berada dalam kawasan yang lebih kecil dan makin
mengecil di Indonesia. Masalah gajah hanya dapat diatasi dengan upaya
sungguh-sungguh, meningkatkan daerah perlindungan dan bekerja sama dengan
masyarakat.
d. Badak Jawa dan Sumatra
Badak Jawa (Rhinoceros
sondaicus) merupakan hewan darat terbesar kedua di Indonesia. Di samping
itu masih ada badak Sumatra (Dicerorhinus Sumatrensis) yang merupakan
badak terkecil yang masih hidup, beratnya hanya satu ton. Penurunan jumlah yang
tajam untuk kedua jenis badak sebagian besar karena hilangnya hutan dataran
rendah dan perburuan.
e. Jalak Bali
Ancaman kepunahan jalak
Bali makin bertambah dengan kerusakan habitat. Ancaman lain adanya perburuan
yang berlebihan untuk perdagangan burung, mengingat harga burung ini di pasaran
mencapai puluhan juta rupiah setiap ekornya.
Kelangsungan hidup tumbuhan dan hewan bergantung pada
keberadaan habitat alam. Kebanyakan daerah perlindungan diciptakan karena
adanya jenis tumbuhan dan hewan yang bersifat langka. Keberadaan makhluk hidup
langka, jika populasinya makin sedikit akan terancam kepunahan.
Kepunahan suatu
spesies makhluk hidup atau kerusakan tumbuhan dan hewan disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor bencana alam dan faktor manusia.
1. Faktor Bencana Alam
Bencana
alam contohnya gempa bumi, angin ribut, banjir, letusan gunung berapi, atau
tsunami. Bencana ini tidak bisa dihindari karena tidak dapat diprediksi kapan
datangnya, namun dapat diketahui gejalanya. Kita tidak dapatmeniadakan bencana
alam, tetapi dapat mengurangi akibat buruk yang ditimbulkannya.
2. Faktor Manusia
Alam
memiliki bagian yang hidup dari jasad renik, tumbuhan dan hewan termasuk
manusia. Secara alami, makhluk hidup akan berkembang menuju pada keadaan yang
beraneka ragam. Namun manusia di dalam menjalankan kegiatan hidupnya sering
membuat aturan atau tindakan yang bertentangan dengan keadaan alamyang
semestinya atau tidak bertanggung jawab. Tindakan-tindakan manusia yang tidak
bertanggung jawab tersebut antara lain:
a.
Perburuan
hewan liar di hutan yang lambat laun dapat menyebabkan kepunahan hewan
tersebut.
b.
Penangkapan
ikan dengan menggunakan bahan peledak dan racun, mengakibatkan organisme lain
yang ada di sungai atau laut tersebut akan ikut mati.
c.
Penggundulan
hutan, gunung dan bukit menyebabkan bencana alam seperti banjir dan erosi.
d.
Pengikisan
plasma nutfah. Hal ini dapat terjadi karena terdesaknya bibit tanaman
tradisional oleh bibit unggul dari luar, contohnya jambu lokal terdesak oleh
jambu bangkok. Di samping desakan dari luar, bibit tradisional dapat menghilang
karena habitatnya digunakan untuk pembangunan fisik seperti banyak areal
pertanian yang dulu luas menghijau berubah menjadi perumahan, pabrik, sekolah,
jalan, dan lain-lain.
BACA INFO:
Bunga Nasional Indonesia
BACA INFO:
Bunga Nasional Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar